My Beautiful Enemy part.11


New MinJae poster

Title : My Beautiful Enemy
Author : Just me! ^^
Poster : @Ntakyung
Cast : Shim Changmin,Shin Jaehee & other cast
Genre : Romance,angst (maybe) ,hurt & comfort
Rated : M
Warning : Miss typo,weird,bad EYD & blablabla…

 

*

*

*

 

“Ahhh…”

 

Changmin menggerakkan pinggulnya dengan kekuatan penuh.Pusat ereksinya menghujam pusat gairah wanita yang saat ini dibawah kendali hasrat lelakinya.Erangan dan desahan kenikmatan pun tak henti-hentinya lolos dari bibir wanita berparas cantik itu ,saat Changmin berhasil menyentuh titik sensitivenya berulang kali yang membuat wanita itu memekik menyerukan nama Changmin.

 

“Ohhh..Changminhh…!!|

 

“Ahhhnn…”

 

“Euunghh…”

 

Tubuh polos wanita itu menghentak-hentak,Changmin bergerak cepat dan keras pusat ereksinya.Jika wanita itu sibuk menikmati hujaman Changmin,namun sepertinya tidak dengan pria jangkung itu.Tubuh polosnya yang mengkilat akibat peluhnya memang bergerak sesuai irama.Mau tak mau Changmin sedang ikut mencari puncak kepuasan hasratnya bersama wanita dibawah kungkungannya itu.Namun Changmin melakukannya dalam diam serta emosi yang hampir menekan ubun-ubunnya.Changmin menggeram ketika satu nama melintas dikepalanya.Dan dalam sekali hentakkan keras dan dalam,Changmin melepaskan hasrat didalam penyatuannya dengan wanita cantik itu.Pandangan Changmin memutih saat klimaks menghampirinya.Terdengar deruan napas yang bersahut-sahutan.Keduanya saling mengejar dan menikmati kepuasaan masing-masing.

 

“AHHH…!”

 

Bruuk!

 

 

Changmin berhasil menyemburkan cairannya berkali-kali dalam pusat gairah wanita itu, begitupun dengan wanita itu.Dalam hitungan detik tubuh Changmin ambruk,terkulai lemah karena lelah setelah beberapa jam dilewatinya dengan aktivitas bercinta dengan kekasihnya,atau mungkin mantan kekasihnya.

 

Victoria Song!

 

*

*

*

 

Changmin duduk bersandar diujung ranjang Queen size milik kekasihnya dengan pandangan kosong.Tubuhnya terasa begitu lelah setelah aktivitas panas yang dilewatinya bersama Victoria beberapa jam yang lalu,namun matanya tak bisa terpejam.Pikirannya sekarang mengambang entah kemana.Bahkan Changmin seolah tak perduli dengan tubuh polos kekasihnya yang menempel manja didada telanjangnya.

Tiba-tiba ada perasaan aneh yang menyerang hatinya,rasa itu nyaris membuat Changmin merasa sesak seketika.Kemudian Changmin bergerak hati-hati melepas pelukan Victoria yang seolah-olah menahannya agar tak pergi meninggalkannya.Tapi sebelum Changmin benar-benar akan menyingkir dari tangan yang melingkar diatas perutnya itu.Mata kelamnya menatap datar pada pergelangan tangan Victoria yang berbalut perban.Ada luka yang tersembunyi disana,luka yang membuat Changmin terjebak dalam kondisinya saat ini.

 

Sreet!

 

Changmin berhasil keluar dari rengkuhan itu.Melirik sejenak sosok Victoria yang tengah terlelap,lalu meninggalkannya dalam keheningan.Kamar yang baru saja menjadi saksi bisu aksi panas Changmin dan Victoria,tiba-tiba membuat pria itu merasa pengab.Kemudian Changmin memilih duduk di depan mini Bar yang memang sudah menjadi fasilitas apartemen mewah milik kekasihnya itu.

 

“…”

 

Changmin begitu menikmati kesunyian disekitarnya dan nyaris tanpa cahaya.Hanya berteman sebotol minuman beralkohol yang biasanya memberikan sensasi aneh pada tenggorokannya.Wajah Changmin  tanpa ekspresi,saat dia mengingat-ingat bagaimana dia bisa berada ditempat ini.

Beberapa minggu ini ,Changmin lewati demi menyelesaikan sebuah proyek baru yang menjadi penjamin kesuksesan perusahaan yang dikelolanya.Sebagai pemimpin baru ,tentunya Changmin harus menunjukkan eksistensi dan dedikasinya dalam mengelola perusahan agar berkembang pesat.Tapi sepertinya Changmin lupa,kalau dia juga bekerjasama dengan perusahaan milik kel.Song.

Seharusnya itu tak jadi masalah,jika saja saat ini status hubungannya dengan putri tunggal kel.Song itu masih  baik-baik saja.Tapi Changmin ingat jika beberapa bulan yang lalu dia terpaksa mengakhiri hubungannya dengan wanita cantik itu.Apalagi penyebabnya jika bukan karena wasiat konyol yang dituliskan Tn.Shim untuk Changmin.Menikahi seorang Shin Jaehee,wanita yang sangat dibencinya.

Changmin menggeram.

Teringat akan hal itu,lagi-lagi Changmin merasa sesak.Dua wanita sekaligus yang ingin dihindarinya,namun sepertinya gagal.Awalnya Changmin berhasil berkilah dan menolak halus ketika Victoria kembali mendekatinya,mencari-cari tahu penyebab  atas berakhirnya hubungan sepasang kekasih itu.Changmin menghindar .Tapi sepertinya wanita bermarga Song itu tak mau menyerah,hingga memilih tindakan nekat dengan menyayat nadinya sebagai ancaman untuk Changmin.

Changmin tentu saja terkejut,dia tahu Victoria tipe wanita yang mencintai keindahan setiap lekuk tubuhnya,hingga tak terpikirkan olehnya jika kekasih atau mantan kekasihnya itu nekat meninggalkan cacat dikulit mulusnya demi mendapatkan Changmin kembali kesisinya.Pikiran Changmin jelas kalut,bagaimanapun wanita itu pernah menjadi bagian dari hidupnya,mengisi kekosongan hatinya.Mau tak mau rasa bersalah itu menyergap hatinya.Changmin tahu kalau Victoria terluka karena dia tiba-tiba meninggalkannya.

Namun ketika Changmin kembali teringat akan pergumulan panasnya dengan Victoria beberapa jam yang lalu.Tiba-tiba wajah terluka milik Jaehee menari-nari  dipikiran Changmin.Rasa bersalahnya terhadap wanita yang sudah menjadi istrinya itu lebih besar bahkan berlipat-lipat ganda dari rasa bersalahnya terhadap Victoria.

Ini bukan pertama kalinya Changmin bercinta dengan Victoria.Mereka pernah beberapa kali melakukannya dan saat itu Changmin merasa tak masalah dengan hal itu.Apalagi semua didasari atas suka sama suka dan status mereka saat itu masih sebagai sepasang kekasih yang terlihat sangat serasi hingga membuat iri setiap orang yang melihatnya.

Tapi kali ini tentu saja berbeda,Changmin kembali bercinta dengan Victoria justru disaat dirinya sudah berstatus sebagai suami Jaehee.Ada yang salah disini.Changmin tahu,kalau apa yang dilakukannya  saat ini adalah salah.Seharusnya pria jangkung itu tak terhanyut dalam gairah yang dipancing oleh mantan kekasihnya itu.Changmin merasa seperti suami yang berhianat pada istrinya.Tangan Changmin menggenggam erat gelas yang ada ditangannya,rahangnya kembali mengeras.

Entah kenapa,meskipun Changmin ingat pernikahannya dengan Jaehee terjadi bukan berdasarkan cinta tapi karena keterpaksaan,bahkan akan berakhir beberapa bulan lagi,Changmin tetap merasa telah melakukan kesalahan besar terhadap Jaehee.

Jadi begini rasanya dikejar-kejar rasa bersalah terhadap seseorang,eoh? Begini rasanya jika menghianati seseorang? Changmin kembali teringat akan sosok Jaehee.Kembali membayangkan bagaimana hari-hari yang dilalui wanita itu dengan membawa rasa bersalahnya terhadap Changmin dan keluarganya kemana-mana.Hidup tanpa maaf dan dibenci banyak orang,tidakkah itu sangat menyedihkan.

Jika Jaehee seperti itu,lalu bagaimana dengan Changmin?

Ketika Jaehee menghianatinya,saat itu Changmin belum berstatus sebagai kekasihnya.Sedang kan Changmin,dia merasa telah menghianati Jaehee yang jelas-jelas berstatus sebagai istri Sah’nya baik dimata hukum maupun dimata Tuhan.

Changmin meneguk minuman kerasnya sampai habis,rahangnya masih mengeras.Dan mengumpat dirinya sendiri.Kalau begini,bukankah dirinya sama saja dengan Jaehee? Jaehee si wanita jalang dan Changmin si pria brengsek?! Seharusnya mereka menjadi pasangan serasi,eoh?!

 

Sial! Makinya dalam hati.

 

Bicara tentang Jaehee,Changmin kembali menerawang.Kira-kira saat ini apa yang sedang dilakukan wanita itu.Sudah berapa lama Changmin tak bertatap muka dengannya.Sehari? Dua hari? Seminggu? Entahlah,Changmin tak mau mengingatnya.Terakhir mereka terlibat perdebatan saat sarapan pagi,entah berapa hari yang lalu.Setelah itu Changmin kembali menghindari wanita itu.

Dan sekarang,dengan tiba-tiba ada perasaan lain yang menelusup dihatinya.Perasaan rindu akan sosok keras kepala seorang Shin Jaehee.

 

*

*

*

 

“Seharusnya kau langsung mengantarku pulang.” Jaehee berujar sambil mengaduk makanannya tanpa berminat memakannya.”Aku bisa pulang sendiri.”

“Aku tahu kau bisa melakukannya,mengingat betapa sok kuat dan  keras kepalanya dirimu.Tapi aku masih waras untuk tidak membiarkanmu pulang sendiri dengan mobil disaat keadaanmu sedang kacau.” Im Seulong berujar pedas menanggapi ucapan Jaehee.

Jaehee mendengus kesal.Seharusnya sekarang dia sudah berada dirumahnya,ah..lebih tepatnya dirumah suami sementaranya— Shim Changmin.Tapi karena tadi kondisinya buruk saat tiba dikantor pengacara muda itu,jadilah Seulong menahan dan memaksanya untuk tidak pulang sendirian.Oke,sepertinya saran itu bisa diterima Jaehee.Tapi wanita itu semakin kesal,karena tujuannya untuk pulang harus tertunda.Seulong malah mengajaknya untuk makan malam,padahal sudah jelas kalau Jaehee sedang tak memiliki napsu untuk makan sedikitpun.

“Kalau kau tak menyentuhnya sedikitpun,kita akan tetap disini sampai napsu makanmu muncul!” Ancam Seulong melihat reaksi malas makan  Jaehee.

“Kenapa kau hobi sekali memaksaku?!” Desis Jaehee geram.

“Salahmu sendiri,kenapa kau muncul dengan keadaan seperti ini dikantorku,huh?” Tandas Seulong tak kalah geram.

“Sial!” Umpat Jaehee sambil menyucuk sumpit diatas makanannya dengan kasar.

“Makanlah,kau sedang tak sehat.” Seulong kembali melunak dan membujuk Jaehee.Dia tahu kalau wanita didepannya ini sedang ada masalah.Dan dia juga tahu,cukup sulit untuk membuat wanita ini menceritakan apa yang menjadi bebannya pada orang lain.

“Aku ingin menyelesaikan urusanku dengan kel.Jung.Segera.” Ujar Jaehee tanpa melihat Seulong.

“Kau sudah mengatakan itu berulang kali.Dan kau tahu sendiri,aku sedang mengurusnya dan itu tak mudah ,dan tidak bisa secepat yang kau kira.Banyak pihak yang harus di ikut sertakan disini.” Balas Seulong setelah mendesah berat dan meletakkan sumpitnya,menatap Jaehee masih penasaran.

“Aku tahu.Aku hanya ingin mengingatkanmu lagi.” Gumam Jaehee pelan masih dengan ekspresi yang sama.”Aku hanya ingin semua urusan yang membebaniku selesai.Dan setelah itu aku akan pergi menenangkan diri.”

Mata Seulong yang tadinya menyipit ,menatap Jaehee penuh selidik,akhirnya membulat setelah mendengar kalimat Jaehee.

“Kau akan pergi lagi? Kemana? Lalu bagaimana dengan suamimu?” Seulong menyerang Jaehee dengan pertanyaannya.

“Tentu saja tak ada masalah dengan suamiku itu.Kau lupa kalau pernikahan kami hanya sebatas enam bulan,tak lebih.” Jaehee merasa bibirnya kelu saat mengucapkan kata ‘suamiku’ dan kemudian mengejek dirinya sendiri dalam tawa miris yang tertahan.Oh,ya..pada akhirnya  Jaehee menceritakan status pernikahannya pada Seulong.Bagaimanapun Jaehee merasa kalau suatu saat dia membutuhkan bantuan pengacara muda itu.

“Apa dia menyakitimu,Jae?” Jaehee tertawa getir mendengar pertanyaan pengacara muda itu.Changmin menyakitinya? Mungkin,batin Jaehee.Tapi bukankah itu pantas untuknya? Bukankah Changmin memang tak menganggapnya siapa-siapa sekalipun mereka sudah menikah? Ayolah,Jaehee sangat ingat kalau Changmin bisa melakukan apapun yang dia inginkan ,sekalipun dia terikat dengan pernikahan pura-pura yang terkesan nyata.Tapi bukan berarti persepsi Jaehee itu tak bisa tiba-tiba berubah,kan?

Seperti ,Changmin menginginkannya untuk menjadi istrinya tanpa batasan waktu,mungkin?!

Jaehee menggeleng kepalanya seperti orang yang kehilangan kewarasannya sambil terkekeh menyedihkan.Changmin menginginkannya? Yang benar saja! Bahkan bayangan Changmin dan kekasihnya itu sedang berciuman panas masih membingkai di kepalanya.Hal itu juga yang membuktikan kalau Changmin sangat tidak mengharapkan seorang Shin Jaehee,seperti apa yang pernah Changmin tegaskan sebelumnya,bahkan berkali-kali pria jangkung itu memperingatkannya.

“Harusnya kau tidak menerima pernikahan ini,Jae.Kau bisa menolaknya,kan?” Cetus Seulong dengan suara beratnya.

“Aku hanya ingin menolongnya.Setidaknya dengan cara ini aku bisa membayar sedikit kesalahanku padanya.Kau tentu mengerti maksudku,kan?”

“Kau dijebak,Jae! Dan itu bukan kesalahanmu! Ibumu yang melarangmu untuk membongkar semuanya,kan?” Seulong berujar tegas,emosinya mulai terpancing melihat sikap pasrah wanita yang ada didepannya ini.”Seharusnya kau menjelaskan masalah ini dengan Changmin.Atau kau ingin aku yang bicara padanya,huh?!” Jaehee mendongak terkejut mendengar ucapan Seulong yang marah.

“Tidak! Kau tidak perlu menjelaskan apapun padanya.Ini bukan urusanmu!” Sergah Jaehee.”Aku yakin ibuku punya maksud lain,kenapa dia melarangku untuk membela diriku waktu itu.Lagi pula,aku hanya anak seorang pembantu.Siapa yang akan percaya dengan ucapanku.” Jaehee tersenyum pahit.

“Tapi kau—“

“Aku peringatkan kau ,Seulong-ah.Jangan merusak kepercayaan yang kuberikan padamu.” Jaehee menatap tajam pengacara muda didepannya.

“Kau memang wanita terbodoh yang pernah kutemui!” Desis Seulong yang geram mendengar ancaman wanita yang sudah dianggapnya sebagai saudara perempuannya itu.”Aku benar-benar tidak mengerti,kepuasan apa yang kau peroleh dengan sikapmu yang sok melindungi orang lain,sementara kau tak memikirkan dirimu sendiri!”

“Kau tahu? Aku pun bertanya hal sama denganmu pada diriku sendiri.” Jaehee tertawa sumbang.

“….” Seulong tak menyahuti Jaehee.

“Karena itu,aku sudah bertekad.Ini kali terakhir aku terlibat dengan masalah rumit seperti ini.Kau harus membantuku menyelesaikan apa yang kuminta dengan segera.Aku ingin bebas dan focus pada anak-anak yang lebih membutuhkan perhatianku.” Jaehee tersenyum lebar ketika membayangkan wajah-wajah kecil nan polos itu tersenyum menyambut kepulangannya.

Ah,ya…bicara soal anak,jangan berpikir kalau Jaehee sudah memiliki anak sebelumnya.Karena anak-anak yang dimaksud dalam bayangan Jaehee tadi adalah anak-anak asuhnya.Sebelum menikah dengan Jung Yunho,Jaehee memang sudah menampung beberapa anak terlantar yang memang sudah tak memiliki orangtua lagi.Kemudian,Yunho yang mengetahui hal itu pun akhirnya ikut serta membantu Jaehee dengan membangun sebuah rumah sederhana untuk menampung anak-anak tersebut,sebagai hadiah ulang tahun Jaehee.

“Setidaknya,hanya mereka harta yang kumiliki.” Jaehee kembali tersenyum kearah Seulong yang masih bungkam.

“Tapi kau tidak akan bisa membiayai mereka kalau mengembalikan semua warisan Jung Yunho.Setidaknya kau bisa menggunakan hak yang diberikan Yunho padamu.”

“Ck! Aku tidak cacat,Im Seulong-ssi! Aku ini sehat,kau lupa kalau aku bisa mengerjakan apapun yang aku mau.” Jaehee berdecak kesal setelah mendengar Seulong yang meragukan kemampuannya.Seulong tak membantah,membenarkan pernyataan Jaehee.Jaehee benar,wanita yang satu ini ibarat wanita yang tahan banting,mampu bertahan dalam keadaan apapun,pikir Seulong.Tapi sesaat kemudian,Seulong menatap iba pada Jaehee,ketika membayangkan bagaimana kehidupannya yang sebatang kara.

“Hhh..” Akhirnya Seulong memilih menghentikan perdebatannya dengan Jaehee.Bukan apa-apa,hanya saja pengacara muda itu tiba-tiba kehilangan kata-kata untuk menyerang Jaehee.Selalu saja seperti ini,keluh Seulong dalam hati.

 

 

*

*

*

Changmin melamun dan juga focus pada kemudinya disaat yang bersamaan.Pria jangkung itu memutuskan untuk pulang kerumahnya setelah selama beberapa hari memilih tinggal di apartemennya.Entah kenapa,Changmin tiba-tiba merasa enggan pulang kerumahnya sejak peristiwa panas di apartemen mewah milik—mantan kekasihnya,Victoria.

Dan entah kenapa pula,hari ini dia merasa ingin dan harus pulang kerumah yang dihuni olehnya dan Jaehee.Maniknya melirik pada kotak makanan yang dititip sekertarisnya sore tadi.Satu hal yang membuat Changmin terkejut,dia baru tahu kalau beberapa hari yang lalu Jaehee mengunjungi kantornya dan membawa serta bekal makanan untuk makan siangnya.Namun entah apa yang terjadi hingga makanan itu tak sampai ketangannya,malah sang sekertarislah yang menikmatinya.Changmin sedikit tak rela,karena sebenarnya lidahnya mulai terbiasa dengan makanan buatan istrinya itu.Keningnya kembali mengerut,tak berani menebak-nebak apa yang menyebabkan Jaehee mengurungkan niatnya itu.

Rahang Changmin menggeram,tangannya mengepal setir kemudinya.

 

 

“Hhh..” Changmin menghela napas setelah mobilnya tiba didepan pintu gerbang rumahnya.Tangan Changmin menekan remote control agar pintu gerbang itu terbuka.Changmin memarkirkan mobilnya digarasi,berjalan masuk menuju kedalam rumahnya setelah itu dengan menenteng tas dan jasnya.

 

Cklek!

 

Pintu rumah mewah itu terbuka,Changmin menghirup udara disekitarnya.Hawa rumahnya sekarang tentu saja sangat berbeda dengan hawa di apartemennya.Kemudian Changmin memasang wajah datarnya ketika harus menyadari perbedaan itu.

Sepi.Wajar saja,Changmin tiba dirumahnya tepat jam satu pagi,dan dia tak menemukan satu sosok itu ,yang dia tahu pasti tengah terlelap.Meletakkan tas kerja dan jasnya diatas sofa,lalu Changmin menyeret kakinya menuju lantai dua.Langkah kaki Changmin terhenti tepat didepan kamar Jaehee.Sayup-sayup telinganya dapat mendengar alunan instrumental yang berasal dari dalam kamar istrinya.

Jantung Changmin tiba-tiba berdebar hebat,ketika tangannya baru saja akan memutar kenop pintu kamar Jaehee.Dengan  hati-hati Changmin membuka pintu kamar itu,sebisa mungkin tak mengeluarkan suara sedikitpun.

Sudut bibirnya saling menarik,ketika sepasang mata tajamnya melihat sosok wanita yang tengah bergelung nyaman dibalik selimut hangatnya.Changmin tak berani menghampiri sosok yang sedang terlelap itu.Darahnya berdesir hangat hanya melihat wajah damai itu dari jarak jauh seperti ini.Apalagi wangi lembut milik Jaehee yang menguar disekitar ruangan itu,menggelitik nyaman indera penciuman Changmin.

Napas Changmin tertahan,matanya terpejam membayangkan dirinya berada disamping istrinya itu,memeluk tubuh ramping itu dengan erat.

 

“Hhh..” Helaan napas panjang berasal dari Changmin terdengar samar.

 

Cklek!

 

Puas melihat istrinya dari jauh,Changmin kembali menutup pintu kamar itu.Wajah tegangnya berubah jadi lebih rileks.Aneh,pikirnya.Hanya melihatnya seperti itu,perasaan Changmin tiba-tiba berubah seperti ini.Changmin menggeleng kepalanya tak mengerti,sambil berjalan menuju kamar tidurnya melepas penat.

 

*

*

*

 

Gelapnya malam berganti menjadi pagi yang cerah dan hangat.Jaehee memaksa tubuhnya keluar dari selimut hangat miliknya.Teringat begitu banyak  urusan yang harus diselesaikan olehnya,dengan wajah setengah enggan wanita itu turun dari ranjangnya menuntaskan panggilan alamnya.

 

Tap

Tap

 

Begitu turun Jaehee langsung menuju dapur membuat segelas kopi panas.Biasanya Jaehee akan sibuk menyiapkan sarapan pagi untuk Changmin,namun belakangan ini dia tak melakukannya.Jaehee tersenyum kecut,mengingat sudah beberapa hari ini suami jangkungnya itu tak pulang.Tangannya menggenggam kuat cangkir panas ditangannya,tak perduli rasa panas yang mengalir ditelapak tangannya.

Baru saja Jaehee berbalik akan meninggalkan dapur,satu suara berat mengejutkannya.

 

“Kenapa tak ada sarapan?”

 

Deg!

 

Jantung Jaehee nyaris melompat karena terkejut.Kedua mata Jaehee tak berkedip menatap sosok jangkung yang ada didepannya saat ini.Shim Changmin? Sejak kapan pria ini ada dirumah? Jaehee bertanya-tanya dalam hati.

Changmin yang masih mengenakan celana pendek dan singlet putih dengan rambutnya yang berantakan, berjalan menghampiri Jaehee yang masih berdiri kaku didapur.Bagi Jaehee penampilan Changmin pagi itu benar-benar terlihat seksi,dia menyukai ketika Changmin jauh dari penampilan formilnya.

‘Sial!’ Umpatnya dalam hati.Detik berikutnya Jaehee segera memasang wajah datar,sedatar-datarnya.

“Ck! Kau tak menjawabku?” Ujar Changmin sambil melipat tangannya didada dengan wajah angkuh.Jaehee berdecih melihat Changmin yang terlihat menyebalkan itu.

“Hanya aku sendiri dirumah ini,buat apa aku menyiapkan sarapan.Buang-buang waktu.” Ketus Jaehee dengan wajah datarnya.Changmin terdiam,namun kedua matanya memperhatikan Jaehee dalam-dalam.

Wanita didepannya ini terlihat lebih kurus dari terakhir kali Changmin lihat.

“Jadi kau tidak pernah sarapan saat aku tidak ada?” Tanya Changmin dengan tatapan mengintimidasi.Jaehee hanya mendengus,enggan menjawab.Well,setidaknya suaminya itu menyadari kesalahannya.”Jawab aku,Jae…”

“Cih! Kau bertanya seolah perduli,huh?” Jaehee meneguk kopinya sampai habis,meletakkan cangkirnya dengan kasar diatas meja,dan berlalu dari hadapan Changmin,pria yang sudah merusak mood baiknya pagi itu.

 

Sreet!

 

Namun sayang,langkah Jaehee tertahan ketika tangan besar Changmin berhasil menggenggam dan menarik lengan Jaehee hingga membuat wanita itu berbalik menghadap kearah Changmin begitu dekat.

“Yya! Apa yang ka—Ummph…”

Caci maki dari Jaehee tak tersalurkan karena dengan tiba-tiba bibir Changmin sudah menempel dibibirnya.Mata Jaehee membulat.Ingin menyampaikan rasa protes dan brontak,namun Jaehee tak dapat melakukannya.Cengkraman Changmin terlalu kuat menahan gerakannya.Semakin Jaehee bergerak,semakin Changmin memperdalam lumatannya dan kekangannya.

“Euunghh..!” Jaehee nyaris kehilangan oksigennya.Tangannya terkepal memukul dada Changmin.

 

Chup!

 

“Hhh…Hhhh…” Napas Jaehee tersengal,dadanya naik turun mengais udara sebanyak yang ia perlukan,setelah Changmin menarik bibirnya.Changmin tersenyum samar melihat wajah merah dan bibir Jaehee yang basah.

“Buatkan aku kopi seperti yang kau minum barusan.Rasanya harus sama persis seperti ini.” Changmin menunjuk lidahnya yang menjilat bibirnya sendiri.Masih merasakan kopi yang tertinggal dibibir Jaehee tadi.”Aku mau mandi dulu,setelah itu kita sarapan bersama.” Ujar Changmin dengan santainya.Jaehee mendadak blank.Changmin sama sekali tak memperdulikan ekspresi Jaehee yang kemudian geram dengan rona merah padam bersiap-siap untuk memaki.

 

“Shim Changmin brengsek!”

 

Meledak sudah emosi Jaehee.Satu teriakan nyaring pagi itu sampai ketelinga Changmin.Sepertinya Jaehee benar-benar marah sekarang,karena Changmin sudah berani-beraninya mencuri ciumannnya.Setelah mengabaikan Jaehee berhari-hari,ditambah dengan peristiwa yang Jaehee lihat dikantor Changmin waktu itu.Sekarang Changmin dengan se-enaknya mencium bibirnya tanpa rasa bersalah sedikitpun.Tangan Jaehee terkepal erat.Beruntung bibi Lee belum datang dan tak mendengarkan makian majikannya itu.

 

Sementara itu,

 

Changmin berdiri bersandar dipintu kamarnya sambil memegang dadanya.Jantungnya berdetak kencang,lalu Changmin menjilat bibirnya lagi,mengecap rasa manis bibir Jaehee yang masih tertinggal dibibirnya.Changmin membeku,bahkan dia sama sekali tak pernah merasakan seperti ini ketika bercinta dengan mantan kekasihnya.Changmin selalu saja seperti ini saat menyentuh Jaehee.

 

“Sial! Apa yang terjadi denganku?!” Changmin merutuki apa yang dilakukannya tadi pada Jaehee,juga keadaannya sekarang.Entahlah,yang jelas adegan menyambar bibir Jaehee tadi sama sekali tak terlintas dibenaknya.Namun ,ketika melihat wajah masam Jaehee tadi,tiba-tiba membuat Changmin merasa gemas dan langsung melumat bibir merah istrinya itu.Mata Changmin terpejam,menarik napasnya dalam-dalam,bahkan wangi tubuh Jaehee masih mengikutinya.

 

*

 

Kening Changmin mengernyit ketika melihat meja makan yang masih kosong,tanpa hidangan apapun diatasnya.Hanya ada secangkir kopi yang dimintanya tadi.Changmin menghela napas,sepertinya dia benar-benar sudah membuat istrinya marah besar.Changmin terkekeh kecil,sudah lama juga dia tak terlibat perdebatan dengan istrinya itu.Pria jangkung itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Changmin melihat sekelilingnya sambil menyeruput kopi hangatnya,mencari keberadaan Jaehee setelah melirik jam tangannya.Seringaian tercetak jelas dibibirnya saat melihat Jaehee sedang duduk tenang diruang TV sambil menonton film yang dominan disukai anak-anak itu.Cartoon.

‘Cih! Lucu sekali.’ Cibirnya dalam hati.

 

Bruk!

 

Changmin menghempaskan dirinya duduk disamping Jaehee,sontak saja membuat wanita itu terkejut setengah mati.Ketenangannya pagi itu benar-benar diusik oleh seorang Shim Changmin.Oh,ayolah…Jaehee tahu,mencari keributan bukanlah sifat Changmin.Tapi lihat sekarang,Changmin terkesan membuat masalah untuk mencari-cari perhatian dari istri sementaranya itu.

‘Cih! Yang benar saja!’ Umpat Jaehee dalam hati.

“Mau apa kau disini?” Ketus Jaehee tajam.”Menyingkirlah!” Usirnya.

“Aku tak menemukan apapun dimeja.” Sahut Changmin santai tanpa melihat lawan bicaranya ,tak perduli tatapan tajam Jaehee yang ditujukan untuknya.Jaehee memalingkan wajahnya dari Changmin ketika pandangan mereka bertemu.Jaehee masih ingat adegan saat didapur tadi.”Aku lapar…Hanya minum kopi tak cukup mengenyangkan.” Changmin semakin mendekatkan dirinya dengan Jaehee.

“Yya! Menyingkirlah!” Usir Jaehee lagi kesal saat Changmin semakin merapatkan tubuhnya dengan Jaehee.

“Aku lapar.” Mata Jaehee membulat melihat tatapan pura-pura memelas dari Changmin.Ini benar-benar bukan tabiat seorang Shim Changmin yang biasanya angkuh.

“Tak ada sarapan,jadi lebih baik kau pergi sarapan diluar sana.” Jaehee berdecak kesal mengacuhkan Changmin.

“Ck! Aku baru saja pulang kerumah,seharusnya kau melayaniku.Bukan marah-marah seperti ini,kan?” Mata Jaehee membulat mendengar kalimat Changmin,yang seolah-olah mereka adalah pasangan suami-istri yang normal.Astaga…ada apa dengan pria ini? Rutuk Jaehee membatin.

“Apa kau bilang?!” Emosi Jaehee hampir meledak.”Apa otakmu terbentur sesuatu,huh?!” Changmin meringis mendengar kalimat kasar itu,namun bibirnya menyeringai kecil,bukannya marah.

“Hhh..baiklah.Tak masalah kalau kau tak mau membuatkan sarapan.” Changmin melirik secangkir kopi yang terletak diatas meja.Kopi milik Jaehee,kening Changmin mengerut.Wanita ini menghabiskan dua cangkir kopi dalam beberapa jam tanpa mengisi perutnya dengan makanan lain.Ck! Pantas saja tubuhnya menyusut,tebak Changmin.

“Kau mau apalagi..?!” Pekik Jaehee dengan tatapan tajam, ketika Changmin bergerak semakin menyudutkannya.Dan—

 

“Mmmpph…”

 

Oh well,sepertinya pagi ini Changmin begitu rindu mendengar caci maki dari bibir ranum Jaehee.Atau,mungkin Changmin merindukan bibir kenyal istrinya itu?! Entahlah,yang jelas Changmin kembali menyambar bibir ranum semerah cherry itu lagi.Menyesap dan mengulumnya dengan lembut.Lalu Jaehee? Tak ada yang dapat dilakukannya selain menggeram tertahan karena lagi-lagi kekuatan Changmin mengekangnya.Harus diakuinya,gerakan bibir basah Changmin yang menyentuhnya membuatnya terbuai dan meremang hebat.Lumatan Changmin kali ini berbeda dengan ciuman Changmin sebelumnya.

 

“Hhnnn..Eunnghh..” Jaehee tak dapat menahan desahannya saat Changmin menggigit pelan bibir bawahnya.Ini gila,umpat Jaehee.Bukankah dia sedang marah dengan pria ini,kenapa sekarang dia malah terjebak dengan situasi seperti ini.Caci maki Jaehee,dibalas Changmin dengan sebuah sentuhan memabukkan bagi Jaehee.Hell…Jaehee ingin sekali menghajar Changmin yang bertindak semaunya.

 

“Hhh..” Untuk kedua kalinya napas Jaehee tersengal akibat ulah pria jangkung itu.Mata Jaehee terpejam menormalkan detak jantung dan pernapasannya yang nyaris kosong.

“Ternyata benar.” Changmin menatap lekat wajah merah Jaehee nyaris tak berjarak.Ibu jari Changmin mengusap lembut bibir basah Jaehee.Mata Jaehee terbuka menatap sayu wajah Changmin.”Rasanya tak sama.Kopi yang kau buat untukku tadi berbeda dengan kopi milikmu.Punyamu lebih manis.” Ujar Changmin sambil tersenyum miring sebelum menjauhkan wajahnya dari Jaehee.Sekali lagi mata Jaehee membulat karena tingkah Changmin pagi itu.

“…”

Changmin meraih remote TV ,lalu mematikan layar datar itu.Sebelum meraih dan menarik tangan Jaehee,hingga wanita itu beranjak dari duduknya terpaksa mengikuti langkah Changmin.Lagi-lagi dengan ekspresi terkejut.

“Ayo! Sekarang temani aku.Kita sarapan diluar.”

“MWOE..?!”

 

*

 

Changmin berhasil menyeret Jaehee kesebuah restoran yang biasa dikunjunginya untuk menikmati makan pagi.Kalau Changmin sedang menikmati makan paginya,maka tidak dengan Jaehee.Wanita itu belum menyentuh makanannya sedikitpun.Wajahnya masih datar,dan matanya tajam tertuju pada sosok jangkung didepannya.

“Jangan memandangku seperti itu.Lebih baik nikmati saja sarapanmu.” Changmin berujar,sejujurnya pria itu merasa tak nyaman dengan tatapan tajam dan wajah datar istrinya itu.

“Sebenarnya apa maksudmu,huh?” Desis Jaehee.

“Hm…Maksudku hanya ingin makan pagi denganmu.” Changmin tersenyum miring sebelum kembali menikmati sarapanmu.

“Tapi kau tahu aku tidak ingin makan pagi bersamamu.” Tekan Jaehee,menahan emosinya.Sebenarnya sepanjang perjalanan menuju restoran,Jaehee ingin memaki Changmin habis-habisan.Tapi dia masih waras untuk tak melakukannya mengingat resiko apa yang terjadi jika bertengkar didalam mobil.Jaehee masih menyayangi nyawanya.Setelah sampai direstoran pun,wanita itu terpaksa mempertahankan kesabarannya,untuk tidak mengamuk dan menjadi pusat perhatian pengunjung restoran lain.

“Percayalah,kau membutuhkannya.Aku tahu selama aku tak dirumah,kau pasti jarang makan.”

“Jangan sok perduli!” Ketus Jaehee sakartis.Changmin menghentikan acara makannya dan menatap wajah marah Jaehee.

“Dengar,Jae…aku serius,aku hanya ingin makan pagi bersamamu,apa yang salah,hm?” Ujar Changmin masih tenang.

“Tentu saja salah! Kau memaksaku! Kau tahu banyak yang harus kulakukan hari ini,dan kau merusak semuanya!” Cecar Jaehee geram.

“Sudahlah! Lebih baik habiskan makananmu.Atau kau ingin aku menyuapimu,hm?”

“Cih! Sialan kau!” Jaehee menyentak sendok yang ada ditangannya.

“Aku serius,Jae.” Ujar Changmin dingin melawan tatapan marah Jaehee.”Aku tahu kau sibuk hari ini.Tapi hari ini kau harus menemaniku seharian.” Changmin berujar santai sembari menyeringai kecil,tak memperhatikan tatapan mematikan dari Jaehee.

“APA….?!!” Sekali lagi Jaehee memekik,kali ini tak memperdulikan tatapan aneh para pelanggan disekitar mereka.

 

Satu jam kemudian,

 

“Mau apa kita kesini?” Ketus Jaehee.Changmin baru berjalan dua langkah setelah turun dari mobilnya,sedangkan Jaehee masih berdiri disamping pintu mobil.Kening Jaehee mengerut setelah mobilnya berhenti di halaman parkir sebuah Mall.Seingatnya,pria jangkung ini sedang mengurus proyek besar.Bukankah seharusnya Changmin bergegas kekantor setelah sarapan pagi,tapi sekarang kenapa malah membawanya sebuah Mall?!

“Menurutmu?!” Sahut Changmin.

“Bukannya kau harus kekantor?” Tanya Jaehee lagi dengan mata menyipit.

“Tadi kan aku sudah bilang,hari ini kau harus menemaniku.Artinya aku tidak kekantor,sayang…” Jaehee bergidik mendengar panggilan Changmin untuknya.”Ck!” Changmin berdecak.

 

Sreet!

 

“Eh?”

 

Changmin mendekati Jaehee dan menarik tangannya dan menggenggamnya agar mengikutinya.”Hari ini saja,bersikap manislah sedikit.Apa kau tak merindukanku,hm?” Ujar Changmin santai sambil berjalan dan tersenyum miring,di ikuti  Jaehee yang memasang raut geram.Oh, ingatkan Jaehee untuk menghajarnya nanti.

 

Tiga jam kemudian,

 

“Sebenarnya kau kesini mencari apa,huh?” Jaehee mengerang frustasi.Masalahnya,hampir tiga jam dia mengikuti Changmin menyinggahi hampir semua pertokoan yang ada tanpa membeli apapun.Kakinya terasa hampir putus,Jaehee memang bukan tipe wanita yang hobi bershopping’ria.Changmin berbalik menatap Jaehee yang memang terlihat kelelahan.

“Kupikir kau suka berbelanja.” Ujar Changmin.

“Aku.sangat.tidak.suka.berbelanja!” Geram Jaehee sembari melempar tatapan tajamnya.Dan kali ini Changmin memasang wajah terkejut.

“Kupikir—“ Changmin terdiam sesaat.”Ah,aku hanya ingin mencari hadiah untuk Kyungji.Sebentar lagi Ulang tahunnya.Aku takut tak ada waktu mencarinya.” Changmin meringis melihat tatapan Jaehee yang belum berubah.

 

“Ya Tuhan,aku lelah! Dia benar-benar menyiksa kakiku..” Jaehee mendesah berat.Sepertinya Changmin sama sekali tak perduli dengan itu.”Aku baru tahu kalau dia punya hobi seperti ini.” Rutuk Jaehee sambil menggeleng kepalanya.

“Changmin!” Panggil Jaehee dengan wajah lelahnya.

“Hm?” Jaehee semakin geram mendengar sahutan acuh suami jangkungnya itu.

“Aku mau ke toilet.”

“Hm..Pergilah.Aku tunggu disini.” Sahut Changmin tanpa melihat wajah kesal Jaehee.

 

Sepuluh menit kemudian,Jaehee kembali ke toko sebelumnya.Namun keningnya mengerut,dia tak menemukan Changmin disana.

‘Ck! Kemana dia?’ Jaehee berdecak dalam hati.

“Maaf ,Nyonya.Suami anda menitipkan ini untuk anda sebelum pergi.” Belum sempat Jaehee bertanya,ternyata pelayan toko tersebut menghampirinya.Dan memberikan secarik kertas kecil.Tentu saja Jaehee terkejut.Kenapa Changmin pergi begitu saja,tanpa sempat bertemu dengannya.

“Sepertinya suami anda terburu-buru setelah menerima telpon.” Jelas pelayan toko tadi.

“Apa dia tak meninggalkan pesan lain?”Tanya Jaehee.

“Hanya surat itu saja ,Nyonya.” Wajah Jaehee menggeram.

“Terima kasih.” Jaehee meninggalkan pertokoan itu.Kakinya berjalan menuju sebuah taman yang tak jauh dari Mall tersebut.Jaehee akan menunggu Changmin menjemputnya disana seperti yang dipesankan  tadi.

 

*

*

*

 

Jaheee berjalan mondar-mandir ditaman,merasa bosan.Entah sudah berapa jam dia menunggu ditaman itu.Hari semakin gelap,hampir jam 9 malam,Changmin tak kunjung datang menjemputnya.

“Kemana dia?! Dasar bodoh! Seharusnya aku tidak menuruti omongannya! Dia mempermainkanku!” Jaehee mendesis geram.”Apa dia tidak punya otak membiarkanku sendirian disini!”

Sungguh Jaehee merutuki kesialannya sehari ini.Harusnya Jaehee bisa pulang dengan taksi kalau saja dia membawa dompetnya,atau paling tidak membawa ponselnya,menghubungi Seulong agar menjemputnya.Tapi apa mau dikata,Changmin sudah menyeretnya dengan paksa pagi tadi tanpa persiapan apapun.Bahkan Jaehee hanya mengenakan kemeja tipis dan celana jeans selutut.Padahal angin  malam itu mulai menusuk  ke tulang rusuk Jaehee karena tak mengenakan baju hangat.

Jaehee memasukkan kedua tangannya kedalam kantong celana mencari sedikit kehangatan.Keningnya mengerut ketika jari-jarinya menyentuh sesuatu didalam kantongnya.

“Ya Tuhan! Setidaknya aku tak benar-benar sial berat! “ Pekiknya dengan mata berbinar melihat beberapa uang receh ditelapak tangannya.Setidaknya dengan uang itu Jaehee bisa naik bus sampai halte,dari situ dia bisa berjalan menuju rumah Changmin,sedikit jauh memang.Jaehee sempat mengumpat dalam hati karena Changmin membeli rumah yang jauh dari perkotaan dan tak ada angkutan yang lewat selain taksi,itupun pada jam tertentu.

 

 

“Hh..” Jaehee mendesah sedikit lega setelah bus yang ditumpanginya berhenti dihalte tujuannya.Kemudian menarik dan membuang napasnya lagi dengan keras.Masalahnya dia harus melanjutkan perjalanannya lagi dengan berjalan kaki.Padahal tubuhnya sudah sangat lemas,ditambah lagi perutnya yang kosong membuatnya meringis sesekali.Menyesal,kenapa tadi dia tak menghabiskan sarapan paginya.Oh well,salahkan Changmin yang membuat napsu makannya hilang seketika.

Jaehee menggeleng kepalanya kuat,mencoba mengumpulkan tenaganya lagi,dan mengusir rasa sakit yang mulai menyerang tubuhnya.

Jaehee menatap jalan didepannya sambil memeluk dirinya.Melirik jam tangannya ,hampir jam 11 malam,dia harus bergegas pulang.Angin semakin kencang dan samar-samar suara gemuruh dari langit mulai terdengar.Sepertinya akan turun hujan.

Sepanjang perjalanan,Jaehee tak berhenti merutuki kebodohannya,karena merasa ditipu mentah-mentah oleh Changmin.

 

 

Sreessh!

 

 

Jaehee mematung sejenak dan menengadah keatas,sepertinya  hujan mulai mengguyurnya.

“Oh Shit! Ini semua karena lelaki bodoh itu! Dasar Shim Changmin brengsek!!” Pekiknya sambil berlari sekencang mungkin ditengah hujan yang semakin deras,tak lupa memeluk bukusan yang dibawanya sejak tadi.

 

*

*

*

 

Changmin menyandarkan kepalanya saat dia berada didalam ruang kerjanya.Menerawang melalui kaca jendela yang besar.Malam itu mengharuskan dirinya kembali kekantornya dengan pikiran kacau.

Sebelumnya,dengan terpaksa Changmin kembali menginjakkan kakinya di apartemen mewah Victoria setelah menerima satu panggilan dari orang kepercayaan wanita itu.Yang mengatakan kalau kondisi Victoria tiba-tiba drop.Changmin mencoba menolak untuk bertemu dengannya,namun ketika teringat kenekatan Victoria yang mencoba menyakiti dirinya sendiri,mau tak mau Changmin harus melihat kondisi wanita itu dengan matanya sendiri.

 

 

Flashback..

 

 

Begitu Changmin membuka pintu kamar yang dihuni Victoria,matanya langsung menemukan sosok itu dalam keadaan terbaring lemah.Jadi benar kalau Victoria sedang sakit,pikir Chaming.Kakinya melangkah mendekati ranjang Victoria.

“Changmin..” Lirih Victoria ,menyadari kehadiran pria yang dia anggap masih berstatus kekasihnya itu.Bibirnya tersenyum lemah.

“Hai..” Sapa Changmin,setelah duduk disisi ranjang.Changmin tersenyum canggung merasakan jemarinya digenggam oleh Victoria.”Kau baik-baik saja,hm?” Tanya Changmin.

“Kau menghindariku lagi.” Changmin membisu mendengar tuduhan dari bibir Victoria.

“Tidak,Vic…Hanya saja aku sedang sibuk dikantor.” Kilah Changmin.

“Kau berbohong,Shim Changmin.” Victoria melepas genggamannya.”Aku tahu kau menghindar dariku,setelah—“

“Vic…Bukan seperti itu.” Changmin merasa bersalah melihat tatapan terluka dimata Victoria.

“Kau tahu ,kau menyakitiku,Changmin-ah.” Victoria mulai terisak.”Sebenarnya apa yang sedang kau sembunyikan dariku,huh?! Tak mungkin kau mencintai wanita jalang itu dalam sekejap! Brengsek! Aku tahu kau siapa kau,Shim Changmin!” Changmin tersentak mendengar Victoria setengah berteriak.

Changmin membeku.Tidak,Victoria tentu saja salah ,karena yang sebenarnya dia tak mengerti apa-apa tentang Changmin.Hubungan Changmin dengan Jaehee sudah terjalin sejak dulu,bahkan sebelum Victoria bertemu dengan Changmin.Hanya saja ada pembatas yang menyebabkan keduanya berpisah,dan kemudian kembali dipersatukan dalam keterpaksaan.

“Tidak ada yang kusembunyikan darimu,Vic.”

“Lalu kenapa kau memutuskanku begitu saja,setelah aku menyerahkan diriku padamu seutuhnya!” Mata Changmin membulat.Victoria tak berhenti menyerangnya,menuntut sebuah penjelasan yang Changmin tak tahu harus mengatakan apapun.

“Kau tahu kita melakukannya atas dasar suka sama suka,Vic.Lagi pula,bukan aku yang pertama kali menyentuhmu.” Changmin dengan terpaksa mengatakan kalimat yang menurutnya sangat kejam untuk didengar oleh mantan kekasihnya itu.Seharusnya Changmin tak mengungkit masalah itu,bukankah sejak awal dia sudah menerima keadaan Victoria apa adanya.Tapi pria jangkung itu tak tahu harus menjawab apalagi,Changmin merasa tak terima dengan pernyataan Victoria yang seolah-olah dialah lelaki pertama yang menyentuhnya.Changmin membela diri.

 

 

Praank!

 

 

Victoria melempar vas bunga yang ada disampingnya dengan emosi.Changmin benar-benar membuatnya marah.Sungguh,Victoria sangat tidak terima dengan kata-kata yang dilontarkan Changmin padanya.

“Kau brengsek Shim Changmin! AKU MEMBENCIMU!” Teriak Victoria,sambil melempari apapun yang ada didekatnya.

“Vic…Tenangkan dirimu.Jangan seperti ini.” Changmin berusaha membujuk,meredakan emosi Victoria.

“Tenang?! TENANG kau bilang?! Apa kau GILA,huh?!” Victoria berteriak kencang meluapkan emosinya.”Bagaimana mungkin kau menyuruhku untuk tenang,sementara pria yang kuncintai memilih hidup dengan wanita jalang! Jawab aku SHIM CHANGMIN!” Napas Victoria memburu.Dan Changmin membatu mendengar semua yang dilontarkan Victoria padanya.

 

Hening.

 

Keduanya terdiam untuk beberapa saat. Sampai Victoria akhirnya kembali berujar  lirih.

“Katakan padaku,Changmin-ah….Katakan padaku, kalau kau terpaksa menikahinya.Katakan kalau kau dijebak atau terikat satu perjanjian.Katakan kalau kau akan meninggalkannya dan kembali padaku.” Airmata Victoria mengalir,bibirnya bergetar mengucapkan kalimat demi kalimat untuk Changmin.”Aku akan menunggumu.Aku akan menerimamu kembali kesisiku setelah kau melenyapkan wanita brengsek yang menjebakmu itu.”

 

Deg !

 

Changmin menegang mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Victoria.Melenyapkan Jaehee? Apa Victoria sekeji itu mengharapkan Changmin melenyapkan nyawa orang lain.Tidak,Victoria bukan tipe wanita seperti itu,Changmin menolak pemikirannya sendiri tentang mantan kekasihnya itu.

Apa ini yang dimaksud Miyoung waktu itu? Pikiran Changmin melayang.Benar,perpisahannya dengan Victoria terlalu mendadak,apalagi wanita itu tak mendapatkan alasan yang kuat atas perpisahannya dengan Changmin.Jadi wajar bukan,kalau Victoria menunjukkan sikap seperti ini.Satu konsekuensi yang harus Changmin terima.Salah satu kekhawatiran Miyoung terbukti sekarang.

Sebenarnya hanya ada satu cara untuk menenangkan Victoria,dengan menjawab pertanyaan wanita itu.Changmin cukup menjawab,kalau dia memang sedang terjebak dalam satu perjanjian yang mengharuskan dirinya menikahi Jaehee.Dan beberapa bulan lagi perjanjian itu akan berakhir.Dengan begitu,permintaan Victoria agar Changmin bisa kembali kesisi wanita bermarga Song itu bisa terwujud.Dan semua masalah akan terselesaikan!

Tapi yang menjadi masalah sekarang ini adalah,Changmin justru tidak mampu mengungkapkan hal itu pada Victoria.Bibirnya terasa kelu dan kebas hingga  tak sanggup untuk mengucapkan apapun yang ada dipikirannya saat ini.Entahlah,Changmin merasa ada sesuatu yang menahannya.

Kembali pada Victoria? Dulu memang seperti itu rencananya.Lalu sekarang? Menjauhkan Jaehee dari kehidupannya setelah perjanjian itu berakhir? Itupun merupakan salah satu dari beberapa rencana yang Changmin atur.Tapi sekarang?

Sungguh  kepala Changmin terasa penuh dan ingin pecah karena tumpukan masalah yang sedang dihadapinya saat ini.

“Sebaiknya kau istirahat,Vic….Kita akan bicarakan hal ini setelah kau sembuh.Aku harus kembali kekantor.” Changmin berujar dingin dengan raut wajah datar.Lain halnya dengan Victoria yang semakin menggeram karena Changmin mengabaikan semua perkataannya.Wanita itu tak terima diperlakukan seperti ini oleh Changmin.

 

“Shim Changmin mencintai seorang PELACUR!!”

 

 

Deg!

 

 

Langkah Changmin terhenti mendengar pekikan Victoria yang membahana diruangan itu.

 

“HA HA HA…..Aku tak percaya ini! Shim Changmin yang kukenal rela meninggalkanku demi seorang PELACUR!

 

Tangan Changmin mengepal erat,hingga buku jarinya memutih.Rahangnya mengeras,giginya menggeletuk karena geram.Changmin dengan emosinya yang sudah mencapai ubun-ubun.Namun masih berusaha menahannya dan meluapkannya ditempat ini.Ini bukan teritorinya,Changmin tentu saja tak punya hak untuk membuat kekacaun ditempat ini.Lebih baik dia segera meninggalkan tempat ini,sebelum lepas kendali.

 

“Kau akan menyesal Shim Changmin!!”

 

 

Blaam!

 

 

Flashback end…

 

 

“Ssh..” Kepala Changmin berdenyut ringan.Satu jarinya mengurut pelan pelipisnya,sekedar mengurangi rasa nyeri dikepalanya.Changmin tahu,masalah apa yang akan dihadapinya nanti,jika Victoria sudah mengancamnya seperti itu.Tak tanggung-tanggung,perusahaan yang di dirikan dengan hasil keringatnya sendiri yang menjadi taruhannya.

Merasa jenuh dengan suasana kantornya,Changmin memilih mencari tempat lain yang bisa menenangkan hatinya sejenak.Barulah setelah itu pulang.Tubuh dan pikiran Changmin terasa sangat lelah.Changmin butuh istirahat yang layak,tandasnya dalam hati.

Matanya melirik jam tangannya,sambil focus mengemudikan mobilnya.Waktu menunjukkan pukul 10 malam,dari balik jendela kaca mobilnya,Changmin melihat rintik hujan mulai turun.Karena itu Changmin menekan gas mobilnya agar cepat sampai dirumahnya.Dan berharap kalau hari ini tak melupakan janji apapun.

 

*

 

Tiba dirumahnya,Changmin mendapati rumahnya begitu sepi tanpa penghuni.Tak ada jejak yang menandakan adanya aktifitas diruang sekitarnya.Kening Changmin mengerut.Sepanjang menaiki anak tangga menuju kamar,Changmin berniat melihat Jaehee dikamarnya.Entah kenapa sejak mendapati  keadaan rumahnya yang begitu sepi dan gelap,pikirannya tertuju pada sosok istrinya itu.

 

Cklek!

 

Changmin melayangkan pandangannya pada ranjang yang biasa Jaehee tiduri.Kosong.Kemudian Changmin menyisir seisi kamar itu dengan penglihatannya dan menajamkan pendengarannya.Mungkin istrinya sedang dikamar mandi,pikirnya.Namun nihil.Beberapa kali Changmin mengetuk pintu kamar mandi,tapi tetap saja tak ada balasan.Karena itu Changmin memberanikan diri untuk memutar kenop pintu kamar mandi itu yang ternyata pintu itu terbuka dan kosong.

‘Sudah semalam ini,kemana dia?’ Changmin menggerutu dalam hati.Dan kemudian kembali ke lantai satu.Rencananya Changmin ingin menangkap basah istrinya itu karena keluyuran sampai larut malam seperti ini.Dan menebak-nebak apa yang dilakukan istrinya itu saat dia tak ada.

Wajah Changmin berubah datar.Kenapa dua wanita yang berhubungan dengannya selalu saja membuat kepalanya sakit.Tadi Victoria dan sekarang Jaehee yang berulah.Changmin memilih duduk di mini bar’nya,menunggu kepulangan Jaehee sambil meneguk segelas Wine,sekedar untuk menghangatkan tubuhnya yang hampir terkena hujan tadi.

 

Tepat pukul 12 malam,

 

 

Cklek!

 

 

Pintu besar berukir itu terbuka,Changmin yang memang masih setia duduk didepan mini bar,menajamkan mata dan telinganya.Sepasang mata Changmin masih dapat melihat sosok yang membuka pintu tadi meskipun ruangan itu hanya diterangi lampu kecil.

Sosok Jaehee yang ditunggunya sejak satu jam yang lalu mulai menapakkan kakinya kedalam rumah.Jaehee yang pulang dalam keadaan basah kuyup tak menyadari kehadiran Changmin yang entah sejak kapan tengah berdiri tak jauh dariny.Atau Jaehee memang tak memperdulikan pria itu,karena terlalu sibuk dengan tubuhnya yang menggigil dan rasa nyeri yang menyerangnya sejak tadi.Belum lagi dengan napas dan kepalanya yang terasa berat.Yang dibutuhkannya saat ini adalah menenggelamkan dirinya dibalik selimut tebal dan tidur.Dia tahu kalau keadaannya saat ini sangat buruk.

 

“Jadi begini kelakuanmu selama aku tidak dirumah,huh?!” Changmin berujar datar dengan tatapan dingin.

“…” Jaehee menghentikan langkahnya,diam tanpa melirik sedikitpun pada sipemilik suara datar itu.

“Pergi dan pulang sesuka hatimu.Kau pikir kau sedang dimana,huh? Ini rumahku dan kau sudah kuperingatkan tentang peraturan dirumah ini,kan?!” Bentak Changmin lagi tanpa perduli dengan kondisi Jaehee.

“…” Jaehee masih tetap diam,mengatur napasnya yang terasa berat.

“Bersenang-senang dengan pria hidung belangmu itu,huh?!” Tuduhnya lagi,merasa geram karena Jaehee sama sekali tak merespon.

“…” Mata Jaehee terpejam erat untuk sedetik,rasa sakitnya bertambah disaat Changmin  menyerangnya dengan tuduhan yang tak terbukti.Sial! Changmin sama sekali tak memiliki belas kasihan melihat kondisi Jaehee yang terlihat sangat lemah dan memucat.

”Dimana otakmu,Shin Jaehee?! Kau mau membuatku malu dengan kelakuanmu ini,huh?! Tak bisakah kau bersabar menunggu sampai perjanjian kita selesai?! Jawab aku Shin Jaehee!!”

 

Brengsek! Maki Jaehee tertahan,menggertak giginya kuat.

 

Cukup! Jaehee mulai tak tahan lagi dengan segala umpatan yang dilontarkan Changmin untuknya.Tangan Jaehee yang dingin mengepal erat,hingga tangan yang sudah pucat itu semakin memutih.Jaehee menggeram ditengah tubuhnya yang semakin menggigil.Apa pria brengsek yang didepannya ini tak sadar karena siapa Jaehee jadi seperti ini,eoh?!

Jaehee berbalik menatap Changmin dengan tatapan menusuk,bahkan lebih tajam dari tatapan Changmin.Mata merah Jaehee menyiratkan kemarahan dan kebencian mendalam terhadap  Changmin.Bibir pucatnya yang gemetar berujar sinis namun penuh penekanan disetiap kalimat.

“Kau! Kau tidak berhak mengaturku!” Jaehee mendesis karena emosi yang nyaris meluap.”Aku tahu aku hanya menumpang dirumah mewahmu ini sampai perjanjian sial itu berakhir! Dan aku cukup tahu diri untuk bertingkah tak malu dirumahmu ini! Aku juga masih punya otak!” Cecar Jaehee penuh amarah sambil menunjuk sisi keningnya sendiri.”Sialnya, aku terlalu bodoh karena mengikuti omonganmu!”

“Dan kau!” Jari telunjuk Jaehee mengacung lantang tepat didepan wajah Changmin.Jaehee seolah tak perduli lagi dengan tata krama yang diajarkan padanya.Karena menurutnya Changmin pantas mendapat perlakuan seperti ini.Changmin sudah benar-benar kertelaluan padanya.

“Seharusnya aku yang berhak mengatakan, dimana otakmu?!” Telunjuk Jaehee menunjuk-nunjuk tak sopan disisi kening Changmin.

 

Deg!

 

”Kau pikir karena siapa aku pulang  malam seperti ini,hah? Kau pikir karena siapa aku basah seperti ini menembus hujan dengan berjalan kaki karena tidak membawa uang se-sen pun?!!” Jaehee mendesis tajam pada Changmin,dan melayangkan tatapan penuh kebencian pada Changmin.

“Apa maksudmu?” Tanya Changmin tak mengerti dengan ucapan Jaehee.

“Kau pikir saja pakai otakmu itu,Shim Changmin! Itupun kalau kau masih punya!” Tandas Jaehee geram sambil tersenyum sinis sebelum meninggalkan Shim Changmin yang berdiri membeku.

“…”

Sungguh, Changmin baru kali ini melihat Jaehee seperti ini.Changmin kembali menemukan wajah terluka wanita yang menjadi istrinya itu.Changmin sampai meremang mendengar suara sinis penuh kebencian yang dilontarkan padanya.Changmin tahu Jaehee tipikal wanita yang mudah meledak ketika tersulut emosi,namun begitu istrinya itu selalu dapat menahan dan mengendalikannya kemudian.Tapi kali ini  berbeda,kemarahan Jaehee sudah meluap dan tak dapat dibendung lagi.Seharusnya Changmin bisa membalas balik cercaan Jaehee tadi.Tapi Changmin justru tak tahu harus menjawab apa.

 

Blam!

 

Changmin tersentak dari kebekuannya setelah bunyi dentuman pintu yang ditutup keras terdengar oleh telinganya.Kemudian  menggeram frustasi sambil meremas rambutnya.Ubun-ubunnya terasa panas.

 

“Shit!!”

 

 

Sementara itu,

 

 

Setelah bersusah payah menaiki setiap anak tangga menuju kamarnya,Jaehee mencoba bernapas lega karena berhasil sampai kekamarnya.Bayangkan saja,tubuhnya begitu lemah dan tak bertenaga.Kepalanya berdenyut-denyut dan napasnya begitu berat.Beberapa kali tubuhnya limbung dan terhuyung saat menaiki tangga tadi,untung saja tangannya masih bisa mencengkram  besi pembatas dengan sisa tenaga yang ia miliki.Jaehee sampai bergidik ngeri membayangkan dirinya terguling dari tangga kalau saja kesadarannya hilang.

Punggung Jaehee menyandar pada daun pintu kamarnya dan tulangnya meluruh terduduk lemas.Bibir pucatnya tersenyum pahit ketika mengingat semua caci-maki yang Changmin lontarkan padanya.Andai saja dia punya kekuatan yang penuh tak lemah seperti ini,Jaehee bersumpah akan menghajar mulut tajam suaminya itu dengan kepalan tangannya sendiri.

 

‘Ya Tuhan,aku memang gadis bodoh yang menyedihkan!’ Ringisnya dalam hati.

 

“Ugh!” Tiba-tiba rasa mual menyerang perutnya,Jaehee bersusah payah berlari menuju kamar mandi sambil membekap mulutnya.

 

“Hoekk…” Jaehee meringis kesakitan sambil menekan perutnya.Tak ada yang dimuntahkannya,hanya berupa cairan yang keluar,hingga membuat lidahnya terasa pahit.Jaehee yakin Asam lambungnya naik,karena sejak tadi perutnya kosong.Merasa tak mual lagi,Jaehee cepat-cepat membasuh mulut dan wajahnya.Mengganti pakaiannya yang basah dengan piyama yang ada.

“Aku lelah…Benar-benar lelah.Ijinkan aku tidur sejenak,Tuhan…” Jaehee meracau lemah didepan kaca,berharap setelah ini matanya bisa terpejam dan rasa sakit yang menyerang tubuhnya berangsur hilang.

 

*

 

Changmin benar-benar tak focus diruang kerjanya.Dan membanting salah satu dokumen yang sedang dibacanya.Tadinya dia ingin mengalihkan semua omongan Jaehee,namun gagal.Emosi masih menguasai dirinya sejak setengah jam lalu.Setelah pertengkarannya dengan istrinya itu.Changmin masih marah karena Jaehee berbalik memakinya.

Bukankah seharusnya Jaehee yang bersalah disini? Tapi kenapa malah wanita itu yang berbalik memakinya ,seolah-olah Changminlah yang bersalah.Memangnya apa yang sudah dilakukannya pada Jaehee sampai keadaannya seperti itu.Changmin merasa blank! Sama sekali tak mengingat apapun,mungkin karena begitu banyak yang menjadi beban pikirannya hari itu.

Satu yang ada dipikirannya,Shim Changmin tak terima diperlakukan kasar seperti itu.

 

“Shim Changmin mencintai seorang PELACUR!!”

 

Deg!

 

Tiba-tiba satu kalimat yang dijeritkan Victoria siang tadi mendengung ditelinga Changmin,hingga membuat raut wajahnya berubah bengis.Tangannya terkepal kuat.Dia  menggebrak meja kerjanya karena geram.Changmin belum pernah diperlakukan buruk seperti ini,apalagi oleh seorang wanita.

Victoria sudah menghinanya.Dan sekarang Jaehee yang menghujatnya.Changmin bisa terima jika Victoria memakinya,tapi tidak dengan Jaehee.Changmin ingat,jika kehadiran wanita itulah yang telah membawa pengaruh buruk pada kehidupannya sekarang.Jaehee si wanita jalang pembawa sial!

 

“Memangnya kau siapa,bisa mencaciku seperti itu!” Changmin mendesis,sambil mencengkram gelas Winenya yang sudah kosong.Ketika makian Jaehee kali ini yang terngiang ditelinganya.”Kali ini,aku benar-benar harus memberimu pelajaran.” Mata Changmin berkilat penuh emosi.

Changmin meninggalkan ruang kerjanya,dan berjalan gusar menuju kamar yang letaknya dilantai dua dengan ekspresi tak terbaca.

 

*

 

Jaehee baru selesai membasuh wajahnya yang tampak kacau,pucat dan lelah.Berjalan lemah menuju ranjangnya.Belum sempat Jaehee sampai ketempat yang menjadi tujuannya,tiba-tiba pintu kamarnya dibuka dengan kasar hingga menimbulkan bunyi gebrakan yang kuat.Sontak membuat Jaehee terkejut.Wanita itu mematung melihat sosok yang membuka pintu kamarnya.

 

Brakk!

 

Shim Changmin.

 

“Mau apa kau disini?!” Suara Jaehee mendesis tajam,namun begitu rasa takut mulai menyerangnya.”Aku sedang tidak ingin ribut denganmu! Keluarlah!” Tangannya mengepal kuat,berusaha merapatkan piyama atasnya yang belum sempat terkancing.Changmin menyeringai melihat keadaan Jaehee yang belum sempat mengancingkan piyama atasnya ,hingga menampakkan belahan dada putihnya.Kondisi Jaehee saat ini tampaknya menguntungkan Changmin.Tanpa buang waktu,Changmin memmbanting pintu kamar hingga menutup,kemudian memutar kuncinya.

 

“Well,sepertinya kali ini aku harus benar-benar memberikan perhitungan padamu,Shin Jaehee!

 

Deg!

 

Prank!

 

*

 

“K-kumohon..hen-hentikan…Nnngghh…”

Lenguhan itu terdengar jelas dikamar luas itu.Diatas ranjang Queen size itu,tampak pria jangkung yang tengah menguasai tubuh polos wanita dibawahnya.Pria itu terus melakukan aktifitasnya,mengerjai dada putih wanita itu.Meninggalkan jejak memar menyakitkan disetiap jengkal tubuh putih itu.Sedangkan wanita itu,wajah pucatnya sudah basah dan memerah,campuran keringat dan airmata membasahi wajah itu.Bibirnya terus merintih  dan memohon,namun pria jangkung diatasnya menulikan pendengarannya.

Jemari putihnya mencengkeram  erat tali yang membelit pergelangan tangannya ketika pria itu semakin brutal menjamah tubuhnya.Wanita itu ingin  mendorong,memukul dan menendang apapun untuk menjauhkan pria ini dari tubuhnya.Namun dia bisa apa,karena kedua tangannya sudah dibelenggu tali  tirai yang tersambung ke besi kepalan rajang.Kedua kakinya pun tertahan kuat oleh pria itu.

“Kali ini aku akan benar-benar akan menikmati tubuhmu.Kau tidak akan bisa menghentikanku lagi,Shin Jaehee.Aku begitu penasaran,bagaimana rasanya meniduri pelacur sepertimu.”  Pria itu ,Shim Changmin mencaci,sambil terus menciumi tubuh Jaehee,bahkan hampir mencapai kewanitaannya.

“Hen—hentikaan…aaahh…Cha—Changmiinh…Sadarlah! Hisk..” Jaehee mengiba dengan sangat.Sebelumnya, tubuhnya hampir terasa remuk,dan sekarang Changmin benar-benar akan menghajar tubuhnya.Apa Changmin tak memiliki rasa kasihan sedikitpun terhadapnya,pikir Jaehee nyalang.

Sekalipun Changmin pernah mencumbunya begitu intim,namun begitu, Jaehee tidak ingin melakukan hubungan pertamanya dengan cara seperti ini.Dia ingin melakukannya dalam keadaan saling mencintai,bukan dengan hanya napsu dan penuh kebencian seperti ini.Changmin tampak sudah gelap mata.Dia sama sekali tak memperdulikan protes Jaehee.Biasanya Changmin selalu cepat sadar dan segera mengendalikan dirinya jika Jaehee memperingatkannya,tapi kali ini tidak.Changmin benar-benar menutup matanya dengan napsu dan rasa bencinya terhadap Jaehee.

Bahkan ketika Changmin akan melakukan hal yang terintim pun ,dengan kejamnya Changmin membungkam mulut Jaehee dengan kain sobekan piyamanya,tepat saat Jaehee menjerit histeris dengan sisa tenaganya.Jaehee semakin terisak  dibalik kain yang menyumpal mulutnya.Sedangkan Changmin semakin menyeringai puas melihat keadaan Jaehee yang tak berdaya.

“Selama ini kau selalu mempermainkanku.Menolak saat kusentuh.Sok suci! Jual mahal! Tapi nyatanya kau hanya jalang murahan! Kau tahu,hah?!”

“Selama ini aku selalu bersabar untuk menghadapimu,tapi sekarang tidak lagi!”

Jaehee meronta saat Changmin menggigit ujung dadanya hingga nyaris terluka.

“Diam!”

 

Plaak!

 

Changmin menampar wajah Jaehee hingga bibirnya terluka dan berdarah ,merasa tak senang karena Jaehee menolaknya.

“Kau tahu,menyiksamu seperti ini,masih tak sebanding dengan kehancuran dan penghinaan yang kuterima karena menikahimu!”

“Kita lihat siapa yang lebih berkuasa diatas tubuhmu,aku atau pria tua bangka yang sering menidurimu itu,hm?”

Mata Jaehee yang berderai airmata langsung membulat,ketika Changmin mempersiapkan diri untuk menghujam kewanitaannya.

 

Tidak!

 

Jangan!

 

Jaehee menggeleng kuat.Changmin mengernyit tak suka  melihat Jaehee lagi-lagi berusaha memberontak dan menolaknya.Kemudian Changmin mencengkeram dagu Jaehee,membuat wajah itu menghadap kearahnya.

“Kau tidak tahu,begitu banyak masalah yang kuhadapi.Dan penyebabnya adalah kau! Kau wanita pembawa sial!

 

Deg!

 

“Dan lagi,aku tahu kau menginginkan ini.Kau menikmatinya,bukan?” Changmin menyeringai begitu mengerikan kearah Jaehee.Tangannya bersiap mengarahkan pusat ereksinya pada milik Jaehee.

“Selamat menikmati!”

 

“Euunghh…!!” Jaehee meringis,matanya terpejam erat,giginya menggigit kuat kain yang menyumpal mulutnya,saat rasa nyeri mulai menyerang bagian bawah tubuhnya.

 

“Uhh…Kau sempit…” Changmin mendesis saat mencoba menanamkan ujung ereksinya kedalam Jaehee.Bibirnya menggeram sambil menarik miliknya lagi,sebelum kembali menghujam kewanitaan Jaehee dengan sentakan keras.

 

“URGHH!!”

 

Mata Jaehee membelalak,berjengit kesakitan dan memekik tertahan karena mulutnya yang masih tersumpal kain.Saat Changmin berhasil menyatukan miliknya kedalam tubuh Jaehee dengan kasar.Jaehee merasa tubuhnya terbelah dua.Sampai rasanya dia ingin mati saja.Airmata Jaehee menderas,wajahnya semakin pucat pasi,kepalanya berdenyut seakan dihantam batu besar.Begitu juga dengan bagian bawah tubuhnya.

 

“AHH..” Changmin mengerang nikmat saat miliknya berhasil tertanam didalam tubuh Jaehee.Mata Changmin terpejam,merasakan miliknya semakin terhisap kedalam milik Jaehee yang berdenyut-denyut memijit ereksinya.

 

Changmin sama sekali tak merasa iba ketika tanpa ampun menghujamkan ereksinya.Bahkan Changmin sama sekali tak menyadari darah segar yang mengalir dari bagian tubuh Jaehee,yang juga membasahi ereksi miliknya.Tanpa meragu,Changmin meneruskan kenikmatannya.

Entah kenapa,Changmin merasakan sensasi yang berbeda saat berada didalam tubuh Jaehee.Wanita itu benar-benar memuaskan hasratnya.Tanpa menghiraukan Jaehee yang menangis kesakitan.Changmin hanya memejamkan matanya,dan menggigit bibirnya sesekali ,menikmati hangatnya kewanitaan Jaehee yang melingkupi pusat ereksi Changmin.

Sementara Jaehee,wanita itu benar-benar merasa hancur berkeping-keping.Tidak hanya tubuhnya,hatinya pun remuk hingga menjadi serpihan.Jari-jarinya mencengkeram kuat tali yang mengikat tangannya,melampiaskan rasa sakitnya.

 

Kesucian yang selama ini, mati-matian Jaehee jaga,hilang sudah.Terenggut paksa tanpa rasa oleh suaminya sendiri,oleh pria masa lalunya,oleh Cinta pertamanya,sekaligus pria yang begitu membencinya setengah mati.

Jaehee merasa dunianya terhenti saat itu juga dan merasa terhempas kedalam jurang yang curam.

 

“Kau menikmatinya,hmm..” Changmin meracau nikmat.

“Hmmphh..” Tidak,tidak! Jaehee menggeleng kepalanya lemah,sungguh bukan ini yang di inginkannya.

Changmin tak perduli dengan sangkalan Jaehee.Pria itu hanya mendesis senang.Kemudian memajukan wajahnya dan mulai menjilati wajah pucat Jaehee.Menggigit hidung mancung itu,bergeser ke kedua pipi Jaehee.Kedua telinga Jaehee pun tak luput dari incaran bibir basah Changmin.Sementara tubuh bawah Changmin terus bergerak menginvasi tubuh Jaehee dengan keras.

Jaehee hanya memejamkan matanya,airmatanya belum berhenti meleleh dari kedua mata lelahnya.Sesekali melenguh tertahan,kala ereksi Changmin menyentuh titik sensitivnya.Tubuhnya nyaris menegang.Jaehee hampir mencapai klimaks pertama kali dalam hidupnya.

 

“See,kau munafik..! Jelas-jelas kau menginginkan ini,tubuhmu tak dapat berbohong,Shin Jaehee!” Changmin menyeringai mengejek,sambil mempercepat tempo gerakan pinggulnya.

Jaehee kembali memalingkan wajahnya,tak tahan melihat wajah puas Changmin.Namun Changmin dengan keras kembali mencengkeram dagunya,memaksa Jaehee menatapnya.

“Tatap aku Shin Jaehee! Sekali lagi kau berpaling,kau akan tersiksa lebih dari ini!” Desis Changmin tajam.Dan terus mengerjai tubuh Jaehee,mengejar kenikmatannya sendiri.Ketika akhirnya Changmin mencapai puncaknya,pria itu menggeram pelan,merasakan gelombang kenikmatannya.

Sedangkan Jaehee,begitu merasakan benih Changmin menyembur,memenuhi tubuhnya.Dia memejamkan kedua matanya erat dan membiarkan kegelapan menguasainya.

Tubuhnya remuk dan hancur.

Napasnya habis,hingga membuat paru-parunya menyempit.

Nyawanya seolah melayang bersamaan dengan semua rasa sakit yang menyerang tubuhnya.

 

‘Eomma…..’

 

“AHHH….!”

 

Bruk!

 

Tubuh Changmin ambruk,membiarkan sisa-sisa kenikmatan yang masih menghampirinya.

 

*

*

*

 

Kening Changmin mengernyit,saat tubuh polosnya merasa dingin.Pria jangkung itu jelas terusik.Padahal baru 2 jam dia mulai memejamkan kedua matanya.Changmin melenguh dan menggeliat pelan.Matanya yang masih terasa berat berusaha membiasakan diri dengan cahaya.Tubuhnya terasa berat,lelah dan lengket.

Changmin berjengit,matanya telah terbuka dengan sempurna.Sebelah tangannya terasa pegal karena tertimpa sesuatu.Dan—

 

Deg!

 

Mata Changmin membulat.Wajahnya berubah menjadi pucat pasi.Kesadaran Changmin kembali setelah melihat tubuh polos tak bergerak disebelahnya.Keadaan sosok itu begitu mengerikan,kedua tangannya terikat dan mulutnya yang tersumpal kain.Dan beberapa luka menghias wajah pias itu.

Changmin membeku.

Pria jangkung itu dengan gerakan kaku dan gemetar bangkit dari posisi tidurnya.Dan kemudian Changmin merasa terhempas kedalam jurang yang curam,ketika tanpa sengaja selimut yang menutupi kedua tubuh polos itu tersingkap.

 

Deg!

 

Bercak darah segar menodai sprei berwarna pastel itu,hingga noda itu terlihat begitu kontras.Changmin tentu saja tahu arti dari noda itu.Changmin bukan pria yang polos,ingat? Changmin pria dewasa yang punya pengalaman dalam hal bercinta.

Pantas saja Changmin merasa menembus sesuatu saat berusaha merasuki tubuh Jaehee.Namun Changmin tak perduli dengan semua itu karena tenggelam dalam hasratnya.Pantas saja tubuh Jaehee begitu nikmat dirasanya.Dan sekarang,setelah Changmin benar-benar sadar,pria itu merasa tak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya.

 

Shin Jaehee yang Changmin ingat adalah seorang pelacur berstatus janda sebelum dinikahi olehnya ,ternyata masih Suci dan belum pernah tersentuh!

Tidak mungkin! Changmin menyangkal.Namun bukti nyata itu berhasil mengalahkan sangkalan Changmin.

 

“Ja—Jae…Kau—“ Suara Changmin tercekat.Nyaris tak dapat berucap.Wajah Changmin pias.

Dengan kaku,Changmin mendekati tubuh polos Jaehee yang menggenaskan itu.Dingin.Kulit halus yang sekarang terlihat penuh dengan bercak keunguan itu begitu dingin.Kedua tangan Changmin yang gemetar,melepas apapun yang membelenggu tubuh itu.Lalu merengkuh tubuh dingin itu.

“Ja—Jae…Ba-bangun…” Bibir Changmin bergetar.Jantungnya seolah berhenti,ketika nyaris tak merasakan hembusan napas dari hidung mancung Jaehee.

“Jaehee-ah…Ba—bangun,Jae…” Changmin mengguncang pelan tubuh Jaehee,berharap mendapat respon yang berarti.Namun,nihil!

“Ma—maafkan aku Jae…Kumohon,bu—buka matamu..” Oh,Changmin benar-benar ketakutan sekarang.Bagaimana jika terjadi sesuatu yang buruk pada wanita itu?

Changmin sudah menyiksanya sedemikian rupa,tanpa belas kasihan.

Selamat Shim Changmin yang terhormat,kau berhasil menghancurkan Shin Jaehee,si pelacur yang ternyata masih Suci itu!

 

“Shin Jaehee! Bangun kubilang..!!” Changmin memekik dengan suara bergetar,sembari mengguncang tubuh dingin itu sekuat tenaga.

 

*

*

*

To be Changmin! (tbc)

*

*

*

xDDDDD

Note : Ah,aku tahu…part ini makin ancur.Cuma bisa pasrah sama penderitaan Jaehee *Plaak ..Mari mengheningkan cipta (?)
Oh ya…Maaf atas ketidak nyamanannya,karena beberapa waktu di protec.Maklum,aku lagi terserang virus tak PEDE akut! Kkkk…
Yang terakhir,SELAMAT BACA chingudeul…Kamsahamnida bow….

29 Tanggapan to “My Beautiful Enemy part.11”

  1. Part trakhir bkin berkaca-kaca….changmin tega bgt siicchhh…
    min..bt jaehee sakit ampe gg bangun beberapa hari min trus pas bangun tambah cuek +sinis sama changmin..biar tw rasa….biar changmin makin merasa brsalah..

  2. Ahhhhh akhirnya bisa baca juga hohoho
    Ingin rasanya aq membunuh changmin oppa kkkkk
    Terlalu emosi bacanya, uhhh jaehee kasihan sekali hidupmu nak hihihi
    Next capt nya ditunggu 화이팅 :))))

  3. hah…akhirnya chaming baru nyadar kalau jae mash suci,walau dg cara kekerasan.jadi pingin nimpuk chaming deh. jae ko gx bergerak?dia mash hdup khan?q penasaran bgt sma kelanjutan ff ini.jangan lama2 ya oen.daebak

  4. shim changmin….
    kau menyebalkan…
    kasihan jaehee changmin…
    andai kau tau siapa jaehee sebenernya…
    makin penasaran thor sama next partnya…
    di tggu ea thor
    keep writing n good luck
    :-*

  5. astaga part ini benar-benar menguras amarah buat jeahee…
    authornim bagus banget ceritanya changmin memang brengsek banget…
    ditunggu next partnya jangan lama2 ya chingu bisa2 setengah bulan udah jadi… hehehhe 😀

  6. Whie phimonz Says:

    .wuaahh . . . .
    Akhir’a bs bc jg ni ff…wlau bbrp hr kmren sempat ssh tdUr , gara2 mkiRin changmin ?? ‘eh mkirin ni ff..
    Sumpah..ni ff keeerrreeen bgt thor.. Keerreenn… !!!!
    Q sukaaaa pke bgt .
    Changmin jht bgt ma jae..
    Sediihhh….jae gpp kan thor ??, ko dy diem ja ??? Smoga jae baek2 ja.
    Duh,knp sih khdupan jae tu bgtu mnydihkan..kpn jae bhagia ??
    Sedih bgt, emosi jg ma changmin..
    Huftz..plizzz next part’a jgn lama2…^^
    Jgn bt Q ssh tdur lg thor..hehe
    .gomawo . . . .

  7. Changmin jht bgt sudah selingkuh ma mantan pacar…nelantarin jaehee ampe kehujanan…eh sempet2ny ngehina jaehee seorang pelacur…n ditambah ngrebur kesucian jaehee dengn kasar….lengkap sudah penderitaan jaehee.di tunggu kelanjuttanny…ff mu tetep seru fighting….

  8. changmin tega banget 😦
    terharu baca yang terakhir
    kasihan jaehee disiksa kayak gitu
    eon,,penasaran dengan kelanjutannya
    jangan lama” yaaaa
    semangaaaaat eonnie 🙂

  9. Ya ampunn~ Malangnya nasibmu Jae,,, Changmin tega bnget dach… Arghhh >< nyesek bcanya !! Ditnggu next chapnya..

  10. akhirnya..
    di buka juga..

    lanjutt minn..
    minta pw ff yg lain donk..
    gumawo

  11. Hik hik hik….
    Eon kok part ini sedih banget…
    Itu si jaehee sama aja diperkosa dong klo gitu…
    Kejem banget …
    Pasti bsk klo jahee udah sadar tu pasti benci banget tu ma changmiin
    Changmin juga pasti nyesel ternyata jaehee masih suci….
    Waa victoria tambah jahat pasti berusaha ngilangin nyawa jaehee tu…
    Waaa eon ceritanya makin seru….
    To be continuenya kecepetan eon…wkkk…
    Kan jadi penasaran tingkat tinggi…
    Lanjut eon…

  12. Omg changmin tega banget T,T
    Kaga tega sama Jae 😥
    Sampe gemeter baca nya.. Keren banget ff nya feel nya selalu dapet,
    Next thor.. 😥 *Masih kebawa emosi

  13. sitilovzhoury Says:

    EONNI……!!!!! KAU KEJAAM!!!

    knpa Changmin bsa sebejat itu??!! WAE…???!!

    padahal aku udh senyum2 geli bayangin tingkah cangmin pas pagi2 ngjak jaehee sarapan.main nyamber bibir jae gtu aja,alasan mau rasa kopi yg sama dgn yg jae minum,itu semcm modus yah…tapi manis! aku suka moment itu…

    tp,tp knapa harus dirusak dgn adegan bringas cangmin?? JAHAT!!
    semua ggra victoria itu,cangmin jd tringat sm mslhnya dgn jaehee kan..lgian,ms sih cangmin gk ingat janjinya sm jae..

    aku emosi eon!! aku marah! aku benci! argh! kasian jaehee!
    satu fakta yg terkuak disini,jaehee masih virgin! jd bsa dipastikan semua tuduhan cangmin tak beralasan!

    aku punya asumsi lain mengenai kehidupan yg dijalani jae sebelmnya..

    eoni bsa gk updatenya jgn sekali sebulan????? pleaseeeee…. eoni harus tanggung jawab atas rasa penasran reader! *plaak…

  14. aduuuuuh…. BRENGSEK si CHANGMIN
    bisa bisanya dia ngelakuin semua itu ke jae

  15. Pipit Soedibyo Says:

    ini nyesek kak.. 😥

    ceritanya makin seru, apalagi udah ketahuan kalo ternyata jae hee itu bukan wanita murahan kaya changmin kira selama ini.. 🙂
    di bag. akhir tadi jae hee pingsan ato gimana kak?
    semoga next partnya lebih cepet di post dan seru lagi kak.. ^^ #semangat ({})

  16. min, aku boleh bunuh Changmin,, aku sbel bngt ma dya,, tp buat dia merasa skit hati sesakit sakitnya saat jaehee ninggalin dya, biar tau rasa, biar ampe gila skalian…
    ksihan jaehee smg dpt kbahagian yg sangat indah pd wktunya 🙂

    lnjut min jngn lama” ya lgi seru bingits storynya 🙂

  17. duuhhh…pas lagii seru2 tau2 tbc ajah…..pinter deeh bikin pembacanya penasaran…..
    mian yah aku komen di siniii , maaf banget yah heheheh
    agak nyeseekkk pas bagian changmin’y bgtuuuu
    kasian jaehee’y….
    akan seperti apa kelanjutannya…….
    jangan lama2 yah posting part berikutnyaa…

  18. Sedih pas bag terakhir, penderitaan jaehee bnyak bnget. Please thor cpt update pnasaran itu jaehee knp? Pingsan stay gmn?

  19. Astagaaaa aku bru nemu blog ini dan lgsug baca ff part ini.. ckck.. nyesekin bgt.. itu changmin bener2 jahatt. Pengen nangis ngebayangin jd jaehee. Arghhh next ditunggu ya

  20. abellia cho^ Says:

    hikss…poor jaehee
    chaming napeumm
    pokoknya daebak feelnya kena bgd dihati
    smga jaehee gak papa??

  21. Aku lupa min udh pernah komen apa belum di part sebelumnya klo blm pernah maaf yaa min baru komen sekarang. Jahat bgt changmin kasihan jaeheenya diperlakukan seperti itu

  22. Changmin apa kau menyesal apa iank kau lakukan… kau menyakiti jaehee…
    Author… ini part paling keren di mana chang menjadi orang pertama iank menjamah jae.. meski dengan cara iank extrim… u.u

  23. anada rianti Says:

    Changmin kok tega banget sih sama jaehee.. kasihan jaehee..

  24. OH MY GOD 😀
    SIALAN CHANGMIN APA YANG LU LAKUIN? HUWAA 😥
    AKU NANGIS BACA PART INI
    JAEHEE 😦

  25. nah kan , changmin jahat banget sama jaehee , sampe nangis bacanya

  26. uchie vitria Says:

    jahatnya kamu changmin memperkosa istrimu dengan brutal dan dengan penyiksaan
    dimana otakmu
    pasti pesan yang dikirim kejaehee itu victoria juga yang nglakuin kan
    jaehee kenapa itu
    pasti dia pingsan dan tubuhnya drop

  27. Hiks…hiks….jae bakalan selamat kan?

  28. Mati kau changmin… Mati dlm penyesalanmu…

Tinggalkan komentar